Tenganan – The Bali Aga Village

20 04 2016

Tenganan merupakan salah satu desa asli Bali (Bali Aga) yang masih mempertahankan pola hidup dan budaya asli yang pernah ada. Tenganan terletak di kabupaten Karangasem. Letaknya berdekatan dengan daerah Candidasa. Tempat tinggal di desa tenganan masih ditata dengan pola lama, dan saling berdampingan satu dengan yang lainnya. Halaman depan rumah merupakan sebuah lapangan yang luas yang dipakai bersama-sama oleh penduduk desa tenganan dalam melakukan kegiatan upacara desa yang dilakukan secara bersama-sama.

Tenganan mempunyai keunikan karya seni berupa tulisan di atas lontar dan kain ndek gringsing tenganan yang mempunyai ciri khas dan sudah banyak difabrikasi di luar desa tenganan.

Dalam suatu kesempatan kami sekeluarga sempat untuk berkunjung ke sana untuk melihat keadaan desa tenganan, dan berikut ada foto-foto yang kami ambil saat berkunjung ke sana.

TengananTengananTengananTengananTengananTengananTengananTengananTengananTengananTengananTenganan

Travelling Bali Part 2 Direction: Untuk mencapai Desa Tenganan Karangasem, anda perlu untuk keluar kota Denpasar melalui jalan By Pass Ida Bagus Mantra terus ke arah timur mengikuti jalan besar melewati Padangbai. Sebelum sampai di Candidasa, ada jalan belok ke kiri dari jalan besar. Letak Desa Tenganan Karangasem dapat dilihat di peta pada nomor 19.





Trunyan (A Balinese Traditional Cemetery)

7 12 2012

Trunyan merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Kintamani Bangli, yang mempunyai suatu tradisi untuk tidak mengubur mayat warga desa yang meninggal, melainkan meletakkannya di atas tanah dengan dipagari dengan hanya bambu anyam. Peletakan mayatnya pun mempunyai aturan yang khusus, seperti untuk yang meninggal wajar ditempatkan di bawah pohon waru, sedangkan kalau bayi, atau warga yang belum menikah, di tempat tersendiri, dan yang meninggal tidak wajar seperti meninggal karena kecelakaan, dibunuh atau bunuh diri dipisahkan tersendiri.

Tempat penguburan mayat (sema) desa Trunyan ini terpisah dari tempat warga desa tinggal. Untuk mencapai tempat penguburan (sema) desa Trunyan ini, kita harus naik perahu dari dermaga desa Trunyan yang menempuh waktu sekitar 15 menit.

Berikut beberapa foto yang kami ambil saat kami berkunjung ke tempat penguburan (sema) desa Trunyan tersebut.

TrunyanTrunyanTrunyanTrunyanTrunyanTrunyanTrunyanTrunyanTrunyanTrunyanTrunyanTrunyan

Travelling Bali Part 2 Direction: Untuk mencapai Desa Trunyan Kintamani Bangli, anda perlu untuk keluar kota Denpasar menuju Kintamani, bisa melalui Payangan, Tegalalang, Petang, Tampak Siring, atau kota Bangli. Dari Penelokan Kintamani, anda harus turun menuju Danau Batur, dan mengambil jalan ke kanan, menyusuri tepi Danau Batur, sampai di Desa Trunyan. Dari Desa Trunyan, anda perlu naik boat untuk sampai di tempat penguburan (sema) Desa Trunyan.





A Tirtayatra Trip to West Bali

2 08 2012

Direction to go to West Bali can be found at the end of this article.

June 28 – 30, 2012 was a special couple days for us. On those days, we took a time off the office to have a Tirtayatra holiday to the West Bali Park. First of all, the trip was amazing, and we didn’t expect that the trip would be that fruitful. In the morning of June 28, 2012, we prepared ourselves to be ready for starting the trip. We packed our belongings and departed from home at 9 in the morning. We expected that the trip to our destination site would take about 5 hours.

KecelakaanHowever, things were not going very well on that day. There was an accident happening at the only road that we could use to reach our destination. There we have waited and waited, stopped and moved forward a little by little, and passed through the packed traffic till our first stop. It took about 5 hours. By this time, we actually expected that we have already arrived at our accommodation. But anyway, our first stop was Pura Rambutsiwi. It is a temple near to the beach and located at Pekutatan area. Fortunately, the Pemangku of that temple was still there, so that we could pray led by the Pemangku. Despite of the road accident, it was still a kind of luck following our trip. After finishing the pray, we took our time a little to visit our uncle, Om Bawa, who lives at Penyaringan Area. We heard that Om Bawa was sick, so that we visited him at his parents’ house.

RambutsiwiOm Bawa

Then we continued our trip passing through the Negara City, toward the Pemuteran village, to check in the hotel we’ve booked. We stayed at the Adi Assri Hotel, an hotel at the Pemuteran Beach. The hotel is near the sea, and is the type of villa hotel. It was very nice hotel, and we felt that we would enjoy staying there. We arrived at the hotel at around 21:30 at night. We felt relieved after a short-trip-but-took-a-very-much-long-time journey. We took a deep rest, before continuing our journey to other temples early in the morning as well as enjoying snorkling.

Hotel Adi AssriHotel Adi AssriHotel Adi AssriHotel Adi Assri

The next day we started very early in the morning to go to the Labuhan Lalang seaport, a departing port for the Menjangan Island. From Labuhan Lalang to Menjangan Island, it took about 30 minutes. The wave was not so high at that time. We prepared ourselves with a number of pejati, since there are a number of temples to visit at the island. These were the temple we visited at that time: Pura Pingit Klenting Sari, Pasraman Agung Keboiwa, Dewi Kwan Im, Pendopo Agung Gajah Mada, Sang Hyang Pasupati, Ida Betara Lingsir Airlangga, Ida Betara Dalem Waturenggong, and Ganesha. Following are pictures we have taken, including a picture with a deer (menjangan) which passed before us during our pray journey.

Menuju Pulau MenjanganMenuju Pulau MenjanganUrutan Tirta YatraPura Pingit Klenting Sari

Pesraman Agung KeboiwaPendopo Agung Gajah MadaDengan MenjanganDewi Kwan Im

Sang Hyang PasupatiIda Betara WaturenggongIda Betara Lingsir AirlanggaGanesha

After the pray was finished, we then got into the boat again ready for snorkling. We prepared ourselves with life saving tools and were ready to see the Nemo. The Menjangan Island snorkling was very exciting. The view under the sea was spectacular. The fish and all living things there were still maintained well, and very natural. From what we have heard, the sea of Menjangan Island is protected from investors, so that all aspect of environment at and around the island can be protected securely. It was a good experience to see such a rear view, and to see something that probably only a number in the world, is also something special.

Siap SnorklingSnorklingSnorklingIstirahat Snorkling

After we finished enjoying snorkling, we then got back to the Labuhan Lalang seaport by taking a trip around the island once again. We then saw that the island was very beautiful with white sand, and also can be recognised that the island was really protected, since there was no one to be seen to live there.

After got back to the hotel, we still had time to enjoy the swimming pool as well as the beach in front of our hotel. As always, we also enjoyed these activities very much.

SwimmingSwimmingSwimmingSwimming

At The BeachAt The BeachAt The BeachAt The Beach

During our visit to West Bali, we also enjoyed some of the culinary offered by the place. We ate our breakfast at the hotel as provided. We took our dinner at the Warung Pakis Ayu, Pemuteran, a small restaurant at the resort area. The food there was very nice and we have enjoyed our dinner together. To pay our curiosity, we have also visited Warung Betutu Men Tempeh, for lunch, at Gilimanuk. Altogether, this trip has also given us around view of culinary that West Bali has to offer.

BreakfastDinnerDinnerLunch

Pura Jaya PranaOn the way home, on the last day of our trip, we have also visited the Pulaki temple, Jaya Prana temple, and Segara Rupek temple. We didn’t take any picture at the Pulaki temple, since the monkeys there were so aggresive, even for praying we have to take care of our belongings. The Sesajen that we brought to the temple, had also be protected, so that it was not taken or eaten by the monkeys. Jayaprana temple is a temple located at the south part of the Labuhan Lalang seaport. The temple was built to commemorate the love story of Jayaprana and Layonsari, which is a legend story that a man can love a women everlastingly until he died. We had to climb a little bit to a small hill to get to the temple.

The last temple we have visited was actually the most intriguing place that we have actually visited. The temple is said to be placed at the area which is the closest place to the Java Island. It is an interesting place to visit, we thought. However, the road to go to the place was not really maintained. It was a bumpy long road and we ended up arrived at the temple exhaustively, we even didn’t find anyone there, but monkeys. The pemangku also was not there, so we prayed at the temple, a bit in a hurry, because it seemed that the monkeys looked at us, as they were waiting us to go to get our Sesajen. It was a bit scary experience. But above all things, we also experienced that we have visited the most closest place in Bali to the Java Island.

Segara RupekSegara Rupek

Travelling Bali Part 2 Direction: Untuk mencapai Taman Bali Barat dengan mobil, dapat dilakukan dengan menuju ke arah barat dari Denpasar, melewati jalur Denpasar Gilimanuk. Sebelum sampai di pelabuhan kapal laut Gilimanuk, akan ditemukan pertigaan. Anda perlu berbelok ke kanan di pertigaan tersebut. Pemuteran berjarak sekitar 15 km dari pertigaan tersebut. Letak Taman Bali Barat dapat dilihat pada peta, nomor 16.





Goa Gajah

7 01 2012

Petunjuk menuju Goa Gajah ada di bagian bawah tulisan ini.

Goa Gajah merupakan tempat wisata prasasti yang berisikan sebuah goa dengan gambar wajah seekor gajah di dindingnya. Tempat wisata ini terletak di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali. Banyak orang berpikiran bahwa kalau pergi ke tempat wisata goa gajah ini, pasti akan menemukan sebuah goa dengan gajah yang hidup di sekelilingnya. Hal ini memang jauh berbeda dari kenyataan, karena seperti yang terlihat di dalam foto, gajahnya sendiri merupakan sebuah prasasti yang menempel di pintu masuk goa yang ada. Selain goa tersebut, ada juga beberapa prasasti air mancur wanita, yang dulunya diduga sebagai tempat permandian/ petirtaan, yang dipercaya dapat membersihkan aura yang dimiliki seseorang.

Goa Gajah 01Goa Gajah 04Goa Gajah 02Goa Gajah 03

Di dalam goa sendiri, karena memang ventilasinya yang sedikit redup/kurang, maka dinding-dinding goa menjadi lembab dan beberapa prasasti yang ada di dalamnya sedikit gelap dan unik, yang juga sedikit menimbulkan rasa angker saat masuk mengelilingi bagian dalam goa. Dengan sendirinya, kita tidak bisa berteriak-teriak, dan hanya bisa berbisik, serta berjalan mengendap-ngendap supaya tidak menimbulkan keributan. Perasaan seperti itulah yang ada saat kami berada di dalam gua.

Goa Gajah 05Goa Gajah 06Goa Gajah 07Goa Gajah 08

Travelling Bali Part 2 Direction: Untuk mencapai Goa Gajah, anda perlu menuju ke arah Ubud. Di pertigaan peliatan anda menuju ke arah Timur dan seterusnya sekitar 1 km anda akan sampai di taman wisata Goa Gajah. Letak absolut Goa Gajah dapat dilihat dengan membuka peta Pulau Bali melalui thumbnail peta di samping. Letak daerah tersebut tersebut ditandai dengan angka nomor [15].





2011 Aya and Kiya’s Violin Concert

27 11 2011

Tanggal 12 November 2011, Aya dan Kiya melakukan concert viola tahunan kembali bersama Bali Violin School (Bavisch). Konser ini dilakukan atas kerja sama Bavisch dengan Yayasan Senang Hati, yayasan yang menaungi anak-anak cacat di Tampak Siring, Gianyar. Dalam concert kali ini, di samping menampilkan permainan viola, piano, gitar dari anak didik sekolah musik Bavisch, juga melakukan kolaberasi dengan anak-anak dari Yayasan Senang Hati.

Berikut adalah video-video permainan musik mereka, mulai dari musik viola pembuka, penampilan dari Aya dan Kiya saat memainkan lagu Hungarian Dance, sebagai penampilan solo mereka, dan penampilan kolaborasi antara anak-anak sekolah musik Bavisch dan anak-anak dari Yayasan Senang Hati.

Dengan keikut sertaan Aya dan Kiya dalam concert kali ini, mudah-mudahan mereka dapat mengambil hikmah bahwa bermain musik dapat menjadi bagian dari hidup mereka dan memberikan mereka kesenangan dalam menjalani hidup mereka, serta dengan adanya penampilan kolaberasi mereka dengan anak-anak dari Yayasan Senang Hati, mudah-mudahan mereka dapat melihat bahwa kendala apapun yang ada, tidak akan menyurutkan semangat seseorang untuk menikmati hidup, karena penampilan anak-anak dari Yayasan Senang Hati dalam concert kali ini sangatlah bersemangat dan sangat memberikan insprirasi.

Musik Pembuka Concert Tahunan Bavisch 2011

Penampilan Soloist Aya dan Kiya (bersama temannya Meisya) menampilkan aransemen musik Hungarian Dance

Kolaborasi anak-anak Bavisch dengan anak-anak Yayasan Senang Hati menampilkan aransemen Lambada dan lagu I Have A Dream