Petunjuk jalan menuju desa Pelaga, bisa dilihat di bagian bawah tulisan ini.
Hari Jumat tanggal 21 Maret 2008, dalam rangkaian liburan panjang Paskah dan Maulid Nabi, saya sekeluarga bertamasya ke desa Pelaga, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, untuk melihat Jembatan Tukad Bangkung yang diklaim sebagai jembatan tertinggi di Asia dengan spesifikasi ketinggian pilar 71,14 meter.
Kami sangat kagum melihat ketinggian jembatan tersebut. Jembatan tersebut menghubungkan dua bukit di ketinggiannya, sehingga ruang yang tampak di sekitarnya begitu luas yang diisi dengan pemandangan penuh dari puncak gunung dan langit. Sungguh tempat refreshing yang nyaman. Tukad Bangkung sendiri dulunya adalah daerah yang cukup terisolir, terletak di antara pegunungan tinggi, dan untuk melaluinya harus melintasi jalan kecil yang naik turun lembah dan gunung. Dengan jembatan ini, tiga kabupaten yang dulunya tidak dapat terhubung langsung melalui tempat ini yaitu Badung, Bangli dan Buleleng, sekarang sudah bisa dilalui dengan nyaman.
Tentunya, untuk menerapkan prinsip sekali kayuh dua tiga pulau terlampau, kami juga mencari hal-hal lain yang bisa dinikmati di sana. Selain jembatan tersebut, ada beberapa tempat yang kami kunjungi yang membuat tamasya kami kali ini sangat-sangat mengesankan, yang akhirnya membuat kami spent our day time all in desa Pelaga dan sekitarnya. Ada beberapa tempat menarik selain jembatan yang juga bisa dikunjungi sepanjang perjalanan maupun di sekitar jembatan. Sebelum sampai di Jembatan Tukad Bangkung kita bisa singgah dulu di Air Terjun Nungnung yang namanya memang belum seterkenal Air Terjun Gitgit. Kami menyusuri tangga yang lumayan banyak jumlahnya, turun ke lembah sungai untuk melihat air terjun dari jarak dekat. Tangga-tangga menuju ke air terjun sudah tersedia dengan cukup memadai. Air terjunnya sendiri terletak di lembah yang lebih mendekati gua, dengan suasana hijau daun dan lelumutan. Setelah puas melihat air terjun dan sedikit kelelahan saat kembali naik dari lembah air terjun, kami juga menikmati makan siang di bale-bale kecil yang disediakan di sepanjang jalan setapak menuju air terjun tersebut.
Setelah menikmati makan siang, kami meluncur menuju Jembatan Tukad Bangkung. Di jembatan tersebut kami duduk-duduk di warung kopi untuk bisa lebih menikmati pemandangan jembatan tersebut sambil menikmati kopi panas dan buah durian yang dijual di warung tersebut. Kami mengambil beberapa foto pemandangan untuk kenang-kenangan, salah satunya adalah foto di samping (Kiya dengan latar belakang jembatan). Hamparan pemandangan di sana memang sangat menyejukkan mata. Aya dan Kiya juga menyibukkan diri menggambar jembatan Tukad Bangkung tersebut dengan sketch book mereka, yang salah satu hasilnya ada di samping kanan ini. Kami duduk di sana hampir sekitar satu setengah jam.
Setelah puas menikmati pemandangan Jembatan dan sekitarnya, kami kemudian melanjutkan perjalanan untuk melihat Agro Wisata Bagus yang ada di dekat jembatan tersebut. Walaupun pemandangan dari agro wisata tersebut sangat indah, tetapi kami tidak bisa melakukan kunjungan ke taman buah dan melakukan pemetikan. Saya sempat berbincang dengan seorang pegawai agro tersebut, yang menyatakan bahwa proyek Agro Wisata Bagus memang sedang bermasalah dalam hal keuangan dan konsep. Dulunya banyak buah-buahan dan sayur-sayuran yang ditanam di sana. Kelebihannya lagi, buah dan sayur tersebut dipelihara secara organik. Tetapi sekarang ini, karena permasalahan konsep agro wisata yang masih belum cocok antara pemilik dan pengelolanya dan juga permasalahan keuangan pendukungnya, untuk sementara agro tersebut tidak dioperasikan. Kami sendiri ingin agar proyek tersebut bisa secepatnya beroperasi kembali. Karena nikmatnya memetik buah dan sayur organik serta memasak dan memakan masakannya, di tempat dengan pemandangan yang nyaman seperti di sana, menjadi imajinasi yang cukup indah di pikiran kami.
Walaupun begitu, secara keseluruhan, perjalanan kami ke desa Pelaga, yang utamanya untuk melihat Jembatan Tukad Bangkung, berubah menjadi satu hari yang sangat mengesankan dan memberikan suasana refresh kepada kami untuk melakukan kembali kegiatan rutin sehari-hari.
Direction: Untuk menuju desa Pelaga, dimana Jembatan Tukad Bangkung itu berada, kami berangkat dari kota Denpasar dengan masuk ke Jalan Ahmad Yani dari Jalan Gatot Subroto, Denpasar. Kami ikuti saja jalan ke arah utara dan hanya perlu belok ke kiri di pasar Desa Mambal. Setelah itu, hanya mengikuti jalan besar saja untuk sampai di desa Pelaga. Air Terjun Nungnung, terletak di desa Nungnung kira-kira 5 km sebelum Jembatan. Agro Wisata Bagus bisa dicapai dengan berbelok ke kiri di pertigaan sebelum masuk jalan baru menuju Jembatan. Agro wisata tersebut terletak kira-kira 1 km dari pertigaan tersebut. Letak absolut desa Pelaga dapat dilihat dengan membuka peta Pulau Bali melalui thumbnail peta di atas. Letak desa Pelaga ditandai dengan angka nomor [1].
Recent Comments